Sunday, December 2, 2012

Kelompok dan Pengaruhnya terhadap Komunikasi



Kelompok dan Pengaruhnya Terhadap Komunikasi Tidak semua himpunan orang disebut kelompok. Orang yang berkumpul di terminal bus, yang antri di depan loket bioskop, yang berbelanja di pasar-pasar semuanya disebut agregat.

Agar agregat menjadi kelompok diperlukan kesadaran pada anggota-anggotanya akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Kelompok (organisasi, baik organisasi formal dan informal) mempunyai tujuan dan melibatkan interaksi diantara anggota-anggotanya.

Menurut Baron dan Byrne dalam bukunya Social Psychology, Understanding Human Interaction, penerbit Boston 1979 – menyatakan : Kelompok mempunyai 2 tanda psikologis, yang pertama angota- anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok – ada sense of belonging yang tidak dimiliki oleh orang non-anggota.

Kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung, sehingga hasil setiap orang terikat dalam cara tertentu dengan hasil yang lain. Hubungan Personal dan Impersonal Hubungan personal lebih dalam dari sekedar hubungan impersonal.

Dalam hubungan personal seseorang merasa terikat secara emosional dengan orang yang lain, misalnya hubungan antara anggota keluarga inti (bapak-ibu-kakak-adik) disebut hubungan personal, begitu juga dengan kekasih atau sahabat disebut hubungan personal.

Sedangkan yang dimaksud dengan hubungan impersonal yakni interaksi antara dua individu namun tanpa keterikatan emosi yang mendalam, contohnya atasan dan bawahan.Dosen dan mahasiswa.

Hubungan antara tetangga dalam kompleks pemukiman elite di Ibu Kota dan lainnya. Robert C. Binkley dan Frances W Binkley menulis : “Perbedaan antara hubungan personal dan impersonal sangat penting dalam kehidupan manusia. Hubungan personal, sahabat dengan sahabat atau suami dengan istri, apakah dimotivasi cinta dan kebencian, bersifat sementara atau menetap, menonjol secara berbeda dibandingkan impersonal.

Kualitas hubungan personal yang paling jelas dan pasti adalah sifatnya yang tak dapat dipindahlan (non transferable). Hubungan ini terikat pada individu tertentu yang tidak dapat diduplikasi atau digantikan. Hubungan personal yang baru dapat dibuat, yang lama dibuang, motif utama yang merintis hubungan lama dapat memberi tempat pada motif yang lain, tetapi individu tidak dapat digantikan dengan individu yang lain dalam hubungan yang sama.

In-Group dan Out-Group In-Group adalah kelompok kita, dan Out-Group adalah kelompok mereka. In-Group dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Keluara kita adalah In-Group yang primer. Fakultas kita adalah In-Group yang kelompok sekunder. Perasaan In-Group deiungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja sama.

Untuk membedakan antara In-Group dan Out-Group, kita membuat batas (boundaries) yang menentukan siapa masuk ke dalam, dan siapa orang luar. Batasan- batasan ini dapat berupa lokasi geografis (wilayah), suku bangsa, pandangan atau ideologi, bahasa, agama, kekerabatan dll. Semangat ini lazim disebut dengan kohesif kelompok.

Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder. Walaupun kita menjadi anggota banyak kelompok, kita terikat secara emosional hanya pada beberapa kelompok saja. Hubungan kita dengan keluarga kita, kawan-kawan kita, dan tetangga yang dekat (di kampung/desa bukan di real estate), terasa lebih akrab, lebih personal, lebih menyentuh hati kita. Kelompok ini disebut dengan kelompok primer.

Menurut Charles Holston Cooley dalam bukunya Social Organization - penerbit New York (1909) mendefinisikan kelompok primer berkarakteristik lebih dekat dan lebih hangat dalam bekerja sama dan berinteraksi.

Sedangkan kelompok sekunder adalah lawan kata kelompok primer. Hubungan kita dengan mereka (kelompok sekunder) tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita, namun solidaritas masih ada bila menyangkut sebah kepentingan tertentu.

Termasuk dalam kelompok sekunder adalah : organisasi massa, fakultas, universitas, serikat buruh, dan sebagainya. Kita dapat melihat perbedaan utama antara kedua kelompok ini dari karakteristik komunikasinya. Cooley menyebutkan ada 2 karakteristik dasar antara komunikasi kelompok primer dan sekunder. Pertama, kualitas komunikasi kelompok primer bersifat dalam dan meluas.

Dalam arti menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur- unsur back stage (perilaku yang hanya kita tampakkan secara privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok primer kita leluasa mengungkapkan hal- hal yang bersifat pribadi dengan berbagai lambang, verbal maupun non verbal.

Sedangkan, pada kelompok sekunder, komunikasi hanya bersifat dangkal, (hanya menembus bagian luar dari kepribadian kita saja) dan terbatas (hanya berkenaan dengan hal-hal tertentu saja). Lambang komunikasi umumnya verbal dan sedikit sekali non verbal.

Kedua, komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Dalam kelompok primer yang penting buat kita ialah siapa dia, bukan apakah dia. Kita mengkomunikasikan seluruh pribadi kita. Hubungan kita dengan anggota kelompok primer bersifat unik dan tidak dapat dipindahkan (non transferable). Contohnya seorang anak ditinggal wafat ibunya, dan ayahnya mempunyai istri lagi (lebih cantik dan lebih muda).

Tetapi hubungan anak dan ibu kandungnya tidak dapat dipindahkan begitu saja dengan hubungan dengan ibu tirinya. Jenis hubungan antara anak dengan mendiang ibu kandung disebut personal. Semenyara dengan ibu tiri masih impersonal.

Kemudian contoh impersonal adalah dengan hubungan antara karyawan dengan manajer cabang (branch manager). Karyawan tersebut dapat memindahkan (transferable) hubungan dengan branch manager pengganti yang baru dengan relatif tanpa kesulitan yang berarti. Hubungan ini disebut hubungan impersonal.

Mung P

No comments:

Post a Comment